Kumite secara istilah berarti "pertemuan tangan" merupakan jenis latihan pada seni beladiri karate dimana dua orang karateka saling berhadapan (sparring) disituasikan sebagai musuh, dengan menggunakan teknik belajar dari kihon dan kata. Biasanya dilakukan oleh karateka tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih), tetapi sekarang ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning).
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Setiap karateka diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai lawan bertanding.
Untuk aliran Kyokushin, Karateka sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran Wado-ryu yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Berikut merupakan metode kumite yang dipelajari pada seni beladiri karate :
Go-Hon Kumite (Pertarungan Lima Langkah)
Latihan ini dimulai dengan karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik. Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi.
Jiyu Ippon Kumite (Pertarungan Semi Bebas)
Latihan ini memiliki tujuan memperkenalkan kepada karateka akan pertarungan yang lebih realistis. Sehingga karateka dapat menguasai pergerakan badan (dalam serangan maupun pertahanan), memperkirakan jarak serangan, menggunakan kuda-kuda untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan control badan yang menyeluruh (refleks).
Jiyu Kumite (Pertarungan Gaya Bebas)
Latihan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya antara kedua karateka. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan.
Shiai-Kumite (Kumite Pertandingan)
Shiai-Kumite adalah kumite dilakukan pada pertadingan/turnamen.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bagi karateka yang ingin bertanding dalam kelas kumite, bertujuan agar tidak membuang waktu dengan percuma. Selain latihan teknik yang intensif, hal berikut ini juga perlu di pahami :
Durasi Pertandingan
- Kadet & Junior (selama 2 menit)
- Senior Putri (selama 2 menit)
- Final Senior Putri (selama 3 menit)
- Senior Putra (selama 3 menit)
- Final Senior Putra (selama 4 menit)
Poin Skor / Nilai
Sambon (bernilai 3 poin), diberikan untuk teknik seperti :
- Tendangan Jodan
- Semua teknik bernilai skor dilancarkan setelah lawan dilempar / dibanting atau lawan jatuh sendiri
- Tendangan chudan ( Maegeri / Mawashi )
Ippon (bernilai 1 poin), diberikan untuk teknik seperti :
- Chudan / Jodan tsuki
- Uchi ( untuk teknik ini masih sangat jarang karna jika tidak ada kontrol hanya akan bernilai pelanggaran C1
Pelanggaran
Kategori C1
- Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan kearah atau mengenai tenggorokan.
- Serangan kearah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian, atau pangkal paha.
- Serangan kearah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.
- teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat membahayakan atau mencederai lawan.
Kategori C2
- Berpura – pura / melebih – melebihkan cidera yang dialami
- Berulangkali keluar arena ( Jogai )
- Membahayakan diri sendiri ( Mubobi ) dengan membiarkan dirinya atau tidak memperhatikan keselamatan diri, atau tidak mampu menjaga jarak yang diperlukan untuk melindungi diri.
- Merangkul ( memiting ), bergulat, mendorong dan menangkap lawan serta mengadu dada yang berlebihan dengan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan.
- Melakukan teknik alamiah yang tidak dapat dikontrol.
- Melakukan serangan secara bersamaan dengan kepala, lutut, sikut.
- Berbicara kasar / tidak pantas kepada wasit ataupun lawan, serta melanggar etika karate.
Jenis Hukuman
- Chukoku, pelanggaran ringan atau pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali
- Keikoku, peringatan yang diberikan setelah mendapat chukoku
- Hanshoku Chui, peringatan yang diberikan setelah mendapat keikoku. Dapat juga diberikan langsung manakala terjadi pelanggaran serius
- Hanshoku, diterapkan seiring pelanggaran yang serius atau ketika hanshoku chui telah diberikan. Hal ini menghasilkan diskualifikasi ( dikeluarkan dari pertandingan ) dari kontestan
- Shikaku, suatu diskualifikasi dalam sebuah kejuaraan. Seperti kontestan yang tidak dapat melanjutkan pertandingan karena cidera serius, mengabaikan perintah wasit, merusak prestise karate – Do, telat datang setelah beberapa kali dipanggil ke arena.
Istilah-istilah dalam kumite:
Jepang
|
Indonesia
|
Aiuchi
|
Ganti
Pukulan
|
Jogai
|
Keluar dari
garis luar lapangan pertandingan
|
Atoshi-Baraku
|
Peringatan
30 detik
|
Fukusin-Shugo
|
Pemanggilan
wasit bersama-sama
|
Motono-Ichi
|
Kembali ke
garis mulai
|
Tsu-Zu-Kete-Hajime
|
Lanjutkan
serangan
|
Tori-Masen
|
Tidak ada
nilai
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar